Selasa, 13 November 2018

TUGAS 2 PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA

PROFIL PERUSAHAAN YANG BERGERAK DALAM BISNIS INFORMATIKA

OVO - PT Visionet Internasional


OVO, bagian dari Lippo Digital Group, telah menunjuk Kinetica, penyedia Graphic Processing Unit (GPU)-accelerated analytics database tercepat di dunia, dan NVIDIA untuk mempercepat inovasi di bidang big data dan analytics yang sepenuhnya menghasilkan 360 derajat profil pelanggan serta menghasilkan analisis dan pengetahuan mendalam tentang tren belanja dan gaya hidup digital secara real-time.

Lippo Group merupakan konglomerasi ternama dengan investasi signifikan di bidang teknologi digital, pendidikan, jasa keuangan, pelayanan kesehatan, perhotelan, media, teknologi informatika, telekomunikasi, properti, hiburan, dan ritel. Dengan investasi yang agresif dalam teknologi big data dan analytics, OVO merupakan platform yang menjadi gardu depan dari Lippo Digital Group yang mengintegrasikan pembayaran mobile, loyalty points, dan penawaran prioritas yang bersifat eksklusif.

Dengan dukungan dari Kinetica dan NVIDIA, Lippo Digital Group adalah perusahaan pertama di Indonesia yang mengintegrasikan Artificial Inteligence (AI), in-memory, GPU-database. Investasi Lippo Digital Group dalam teknologi big data dan analytics bertujuan untuk menggabungkan seluruh data pelanggan yang dihasilkan setiap sistem transaksi anak perusahaannya ke dalam platform analytics terpusat. Seluruh data anak perusahaan yang terfragmentasi akan dikonsolidasi dan dianalisis untuk menghasilkan 360 derajat profil dan pengalaman pelanggan. OVO akan menjadi jangkar utama yang mengintegrasikan 360 derajat profil pelanggan yang memungkinkan OVO memberikan penawaran eksklusif berdasarkan perilaku dan ketertarikan pelanggan.

Dengan Application Programming Interface (API) big data dan platform AI, seluruh kanal touch point Lippo Group akan dapat menawarkan pengalaman baru yang disesuaikan untuk pelanggan secara real-time. Dengan mengimplementasikan Kinetica, kanal touch point Lippo Group dapat melakukan pencarian melalui API analytic terhadap data dalam jumlah yang besar dalam hitungan sepersekian detik; jauh lebih cepat dibandingkan teknologi lain yang menawarkan tingkat kecepatan proses data yang masih dalam hitungan detik, menit – bahkan jam.

Database GPU-accelerated dari Kinetica memungkinkan Lippo untuk mengonsolidasi berbagai dimensi data pelanggan, termasuk demografi, perilaku dalam berbelanja lintas kanal, seperti sentimen yang diperoleh melalui media sosial, serta interaksi di toko dan platform online. Selain itu, sistem tersebut dapat mengidentifikasi korelasi antara informasi pelanggan, transaksi, dan lokasi menggunakan geospatial analytics untuk memberikan actionable insights kepada unit-unit usaha Lippo Group yang dapat digunakan untuk memahami kinerja usaha dan mengungguli para pesaingnya.

Adrian Suherman, CEO Lippo Digital Group, mengatakan, “Lippo Group sangat berkomitmen dalam mengadopsi inovasi dan menggunakan teknologi terbaru untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Inti dari setiap lini usaha kami adalah para pelanggan. Melalui penguasaan dan pemanfaatan teknologi dengan intensitas, ketepatan, dan kecepatan yang tinggi, kami dapat memahami pelanggan dengan lebih baik lagi sehingga kemudian dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.”

Lippo akan segera memulai proses monetisasi big data untuk menghadirkan saluran digital interaktif cerdas. Saluran baru ini akan memberikan pengalaman belanja baru bagi pelanggan dan membantu para marketer untuk menjangkau target pasar mereka dan memahami perjalanan yang dilalui oleh pelanggan.

“Kami merasa bangga bisa bekerja sama dengan NVIDIA untuk memperkuat usaha Lippo Group, yang merupakan salah satu ikon bisnis Indonesia. Kami mengucapkan selamat kepada Lippo Group atas visinya dalam memanfaatkan teknologi untuk bisnis dan sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang mengintegrasikan AI, in-memory, GPU database,” ujar Joseph Lee, Vice President, Asia Pacific Japan Kinetica.

“Mengingat perubahan iklim usaha dan peta teknologi hari ini, kebutuhan pelanggan yang semakin dinamis, margin laba yang tipis, serta siklus produksi yang semakin pendek, perusahaan yang bergerak selain dari bidang ritel dan e-commerce dapat memiliki keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan big data analytics. Keuntungan dari 360 derajat profil pelanggan serta percepatan pengolahan data untuk mengambil keputusan operasional dan keputusan produk yang matang juga bisa dialihkan dengan mudah ke sektor industri lain,” tambah Lee

In-memory database milik Kinetica didukung oleh GPU NVIDIA dan dapat dioperasikan baik secara lokal maupun melalui cloud, termasuk Amazon Web Services, Dell-EMC, Google Cloud, IBM Minsky, dan Microsoft Azure. Dibandingkan dengan legacy systems (sistem terdahulu) yang didukung oleh central processing unit (CPU), solusi GPU-accelerated telah terbukti 10 hingga 100 kali lebih cepat menggunakan sepersepuluh biaya perangkat kerasnya.

“Kemunculan teknologi machine learning dan deep learning akan menciptakan berbagai peluang menarik bagi industri ritel di Indonesia. Solusi bersama kami dengan Kinetica akan menawarkan kinerja unggul bagi perusahaan di Indonesia dalam hal advanced analytics,” ucap Raymond Teh, Vice President, Asia Pacific, NVIDIA.

Tentang OVO
OVO hadir di Indonesia sejak tahun 2016 sebagai aplikasi pintar yang menawarkan fitur pembayaran, loyalty points, dan layanan keuangan yang paling komprehensif di Indonesia. OVO menyediakan cross-coalition loyalty program, pembayaran yang cepat, aman, dan fleksibel, serta layanan keuangan yang mengedepankan keuntungan bagi para penggunanya. Hingga saat ini OVO memiliki jutaan pengguna dan telah hadir di kota-kota besar di Indonesia. Untuk informasi lanjut, kunjungi https://www.ovo.id.

Tentang Lippo Group
Lippo Group adalah kelompok perusahaan investasi Pan-Asia dengan investasi di real estate, department store, retail, jasa keuangan, telekomunikasi, perhotelan, layanan kesehatan, media, berita, dan layanan IT. Dalam 60 tahun terakhir, Lippo Group telah mengembangkan model untuk tumbuh, berinovasi, dan memimpin industri-industri dan pasar-pasar baru. Yayasan pendidikan Lippo mengelola 52 sekolah dan dua universitas, salah satunya universitas swasta terbaik di Indonesia. Inisiatif kesehatan Lippo menangani kelompok layanan kesehatan terbesar di Indonesia, terdiri atas 29 rumah sakit di seluruh Nusantara, termasuk rumah sakit kanker kelas dunia di Indonesia. Lippo berdedikasi untuk memenuhi visinya, “Growing in Stewardship, Transforming Lives”. Untuk informasi lanjut, kunjungi https://lippogroup.com/

Tentang Kinetica
Bermarkas di San Francisco, California, Kinetica adalah satu-satunya penyedia GPU database yang menggabungkan data warehouse, advanced analytics, dan visualisasi yang dirancang untuk menjalankan model machine learning dan deep learning secara optimal. Dengan Kinetica, pengguna dapat secara bersamaan memahami, menganalisis, dan memvisualisasi data kompleks dan bergerak cepat dalam sesaat untuk mengambil keputusan penting, menciptakan efisiensi, menurunkan biaya, menghasilkan pendapatan baru, dan meningkatkan customer experience. Pelanggan yang bergerak dalam industri vertikal jasa keuangan, retail, layanan kesehatan, utilitas, dan sektor publik menggunakan Kinetica untuk OLAP cepat, konvergensi AI dan BI, serta geospatial analytics. Ekosistem Kinetica didukung oleh Amazon, Cisco, Dell, Google, HP, IBM, Microsoft, NVIDIA dan Tableau sebagai mitra cloud, hardware, server, dan software. Investor Kinetica adalah Canvas Ventures, Citi Ventures, GreatPoint Ventures, dan Meritech Capital Partners. Untuk informasi lanjut, kunjungi http://www.kinetica.com

OVO adalah aplikasi smart  yang memberikan Anda kemudahan dalam bertransaksi (OVO Cash) dan juga kesempatan yang lebih besar untuk mengumpulkan poin di banyak tempat (OVO Points).. Anda bisa menggunakan OVO untuk bertransaksi di semua merchant bertanda OVO Accepted Here dan mengumpulkan serta menggunakan OVO Points di merchant bertanda OVO Zone.
Slogan : OVO, aplikasi pembayaran Serba Bisa, Simpel, Instan dan Aman yang siap buat segala transaksi finansial Anda jadi lebih menyenangkan.
Payment
Kemudahan bertransaksi dan pembayaran untuk segala kebutuhan Anda dengan OVO.

Points
Loyalty rewards yang diperoleh pengguna OVO setiap bertransaksi di berbagai merchant rekanan OVO dan dapat digunakan kembali sebagai alat pembayaran di seluruh merchant rekanan OVO (1 OVO Point = Rp 1).

Sejak diluncurkan pada awal 2017, OVO telah menjadi platform pembayaran dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia.

Saat ini, OVO telah tersedia di 212 kota dan tersedia pada 350.000 merchant di seluruh Indonesia.OVO melayani lebih dari 60 juta masyarakat kelas menengah di ekosistem Lippo Group dan mitra lainnya.

Hal ini memungkinkan para pelanggan untuk mengakses berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi OVO, seperti pembayaran, transfer, top up, dan tarik dana, serta manajemen aset dan investasi. Sebagai bagian dari strategi, OVO juga bermitra dengan beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia.

Presiden Direktur OVO Adrian Suherman mengatakan, OVO menargetkan untuk menjadi dompet digital utama untuk masyarakat Indonesia. Dia berharap masyarakat bisa memanfaatkan OVO mulai untuk membayar, menabung, hingga melakukan investasi.

Di sisi lain, OVO berkomitmen untuk terus membangun layanan pembayaran dan perusahaan teknologi finansial terbesar di Indonesia. Bagaimana strategi mewujudkannya? Berikut wawancara KORAN SINDO dengan Adrian Suherman di Jakarta belum lama ini.

Bisa diceritakan sekilas tentang core business dari OVO?
OVO baru mulai satu tahun lalu. Pada September ini ulang tahun kami yang pertama. Secara bisnis, OVO memiliki tiga pilar, yaitu loyalty rewards, payment, danfinancial services.Artinya, kalau belanja di salah satu merchant di salah satu ekosistem kami, dapat loyalty poin.

Poinnya bisa digunakan di merchant yang lain. Bisnis kedua adalah payment.Pada saat ini, payment kita sudah diterima di lebih dari 212 kota dan penetrasinya sudah lebih dari 90% mal yang ada di Indonesia.

Saat ini OVO sudah mempunyai lebih dari 350.000 merchant yang bisa dibayar menggunakan OVO yang ada dalam ekosistem kita. Ketiga, financial services.Di sini apabila orang sudah melakukan loyalty engagement di platform kita, kita mulai menawarkan produk layanan keuangan. Misalnya, bisa membeli reksa dana, asuransi, dan tabungan.

Tujuan dari OVO adalah bagaimana kita bisa menjadi dompet digital utama untuk semua orang. Jadi begitu orang masuk ke dalam OVO, uang yang masuk bisa dipakai untuk berbagai keperluan, bisa untuk pembayaran, menabung, atau investasi.

Bagaimana posisi pasar OVO sekarang di Indonesia?
Kalau kita melihat OVO sebagai pembayaran, tujuan kita adalah menggantikan tunai. Jumlah pengguna kita ada 60 juta user base.Dalam pengembangan ekosistem sudah di lebih dari 350.000 merchant yang masuk ke dalam ekosistem kita, dan dalam ekosistem kita tidak hanya ritel. Kita juga ada di lebih dari 212 kota dan penetrasi di dalam pusat perbelanjaan sudah lebih dari 90%.
Jadi, kita sudah membangun tahap awal ekosistem dalam tahun pertama ini. Pada tahap awal ini juga kita kerja sama dengan mitra karena kalau membangun sendiri butuh waktu. Dari sisi kualitas para mitra kami adalah brand-brand yang sudah tepercaya, seperti Matahari dan Hypermart.

Kami juga bermitra dengan bank seperti bank Mandiri, dan Grab. Jadi, pada tahun pertama ini yang kita gandeng tidak hanya dari sisi jumlah yang banyak, juga dari sisi kualitasnya. Mereka adalah mitra yang sudah mempunyai nama di Indonesia.

Apa yang menjadi fokus bisnis serta target OVO tahun ini dan tahun depan?
Pada tahun pertama fokus pada pengembangan ekosistem kita. Bagaimana OVO secara payment bisa dipakai oleh seluruh masyarakat Indonesia. Jadi, setahun pertama memperluas ekosistem. Dari sisi jumlah mitra juga kami kembangkan.

Pada tahun kedua, fokusnya adalah bagaimana bisa menjadikan OVO menjadi wallet utama. Customer OVO yang sudah memasukkan dananya ke dalam OVO, itu bisa digunakan tidak hanya untuk pembayaran, juga untuk keperluan lainnya.

Untuk menabung, berinvestasi, beli asuransi, untuk bisa mendapatkan pinjaman, atau misalkan anak ke depannya butuh dana untuk sekolah bisa ke arah sana.

Bagaimana Anda memproyeksikan pertumbuhan bisnis fintech dan digital payment pada tahun depan?
Sekarang ini masih dalam tahap yang sangat awal sekali untuk digital payment di Indonesia. Kita tahu bahwa lebih dari 90% pembayaran di Indonesia dilakukan lewat uang tunai. Sekitar 8-9% menggunakan debit atau kartu kredit.

Sisanya yang memakai digital payment itu kurang dari 1%. Angka 1% itu masih kecil sekali. Artinya, potensi pertumbuhannya besar. Bagaimana angka 1% ini bisa menggantikan cash,debit, atau kredit.
Dari sisi negara sendiri penggunaan cash itu cost -nya tinggi sekali. Lebih dari 1,6% dari total PDB. Kalau cash itu bisa digantikan ke cashless society, itu bisa mendorong PDB kita lebih dari 6% dan inisiatif dari pemerintah itu besar banget untuk menjadi cashless society.Saya melihat tahun depan akan terus booming.

Bagaimana cara OVO untuk mendukung pembayaran nontunai?
Pertama, berpartisipasi dalam programprogram pemerintah, salah satunya dengan pembayaran melalui QR code.

Dari pemerintah, Bank Indonesia (BI) memilih beberapa perusahaan fintech untuk menjadi trial.Untuk melakukan trial terhadap standar yang baru, kami berpartisipasi di sana. QR code baru kami luncurkan kira-kira sebulan lalu.

Sekarang ini sudah kita genjot sehingga sudah diterima lebih dari 25.000 merchant hanya dalam waktu sekitar satu bulan. Secara regulasi kita juga terus memberikan masukan kepada pemerintah dalam hal tersebut.

Kedua, kita juga melihat pemerintah ingin sekali semua sistem yang ada itu bisa ngomong satu sama lain. Kalau enggak kan susah, masing-masing player punya ekosistem sendiri. Dan sebenarnya program yang dimaui pemerintah itu bagaimana sistem ini bisa ngomong satu dengan yang lain. Ini sesuai sekali dengan strategi kita pada saat awal mengembangkan OVO, sistem yang kita buat memang mau open platform.

Artinya, kita mau mengajak semua mitra untuk berkontribusi di ekosistem kita. Mungkin sebagian dari player di Indonesia lebih memilih melakukan sistem tertutup. Kami melakukan sesuatu yang berbeda. Ekosistem kita buka, semua bisa masuk. Makanya kita bisa meningkatkan jumlah dan kualitas merchant.Kalau kita melakukan sendiri, butuh waktu agak lama.

Bagaimana strategi menggaet merchant potensial?
Pada saat kita menggaet merchant,salah satu kriteria dari merchant tersebut adalah trust. Bagaimana kita sama-sama bisa membangun kepercayaan antara OVO dan mitra merchant kita.

Kami sudah mempunyai pengguna OVO dan para pengguna OVO di sistem kami mempercayai merchant tersebut. Sebaliknya, merchant tersebut juga sudah mempunyai customer dan mereka bisa memercayai OVO.

Caranya dengan memberikan pelayanan terbaik kepada customer kita. Mereka bisa kita kasih harga spesial, kami manjakan, tidak hanya dari sisi diskon, tapi kami bisa kasih mereka servis yang lebih spesial.

Berapa target merchant tahun depan?
Sekarang sudah 350.000 merchant.Dari UMKM sendiri target kami pada akhir tahun adalah 100.000 UMKM dan kami sudah mendapat lebih dari 25.000 UMKM. Itu UMKM yang ada di pinggir jalan, warung, ruko-ruko.

Bagaimana OVO menyikapi persaingan dengan aplikasi sejenis?
Kompetitor utama kami adalah cash.Cash itu sekitar 90%, debit dan kredit hanya 9%. Sementara digital payment 1%. Untuk apa kita berkompetisi dengan angka 1% itu.

Justru yang sekarang sedang kita galakkan adalah bagaimana kita bisa bekerja sama dengan pemain-pemain lain supaya porsi dari digital payment yang 1% itu naik menjadi 2%, 5%, dan 10%. Itu terus kita lakukan. Untuk bisa menaikkan itu tidak mungkin bisa sendiri.

Makanya kita menggandeng para player di luar untuk kerja sama bareng. Jadi, saya melihatnya lebih ke arah kemitraan dengan teman-teman semua yang ada di payment company.

Apa tantangan dalam menjalankan bisnis ini?
Tantangannya adalah kepercayaan. Kalau orang awam yang belum kenal OVO, bagaimana kita bisa membuat orang tersebut memercayai orang untuk menaruh uangnya di dalam OVO.

Jadi, fokus kami dalam satu tahun ini bagaimana bisa membangun trust supaya orang percaya kalau menaruh uang di OVO tidak akan hilang. Kalau di luar tadi secara bisnis, salah satu kendala yang besar di Indonesia adalah talenta.

Getting the right people for the right position.Banyak orang Indonesia yang pintar, cuma untuk menempatkan mereka di posisi yang tepat itu tidak mudah. Misalnya pemrograman. Banyak orang Indonesia yang jago, cuma aplikasi yang bisa melakukan transaksi sampai puluhan juga itu tidak banyak.

Mungkin perusahaan yang melakukan itu masih di bawah 10 dan banyak program teknis masih belajar. Bagaimana kita bisa scaling up aplikasi itu yang sebelumnya hanya bisa dipakai untuk 1.000 orang menjadi untuk 10 juta orang. Tidak mudah mencari talent yang bisa melakukan itu.

Prinsip-prinsip atau filosofi kepemimpinan apa yang Anda tanamkan dalam menjalankan roda perusahaan?

Saya melihat OVO ini perusahaan baru, perusahaan startup, baru satu tahun. Di perusahaan rintisan yang umumnya masih muda seperti ini dan di industri yang belum mature,kita harus berani mencoba.
Jadi, jangan takut kalau kita mencoba sesuatu tapi tidak berhasil, ya nggak masalah. Belajar dari kegagalan. Jadi, yang saya tekankan kepada teman-teman di OVO, jangan takut mencoba karena dari kesalahan itu kita bisa belajar.
Berapa jumlah karyawan OVO sekarang?

Jumlah karyawan OVO lebih dari 500 yang karyawan tetap. Kita juga banyak di lapangan, kalau pergi ke mal ada agen kami. Kalau ditambah itu sudah ribuan.

Bagaimana cara membangun komunikasi atau kekompakan dengan karyawan dan mitra?
Konsep komunikasi itu harus transparan dan terbuka. Jadi, siapa pun yang punya pertanyaan, perlu kejelasan, bisa datang tanya ke saya. Jadi tidak ada birokrasi, hierarki, kita buat organisasi ini tidak ada sekat.

Sumber Referensi :

TUGAS 4 Pengantar Komputasi Modern

Distributed Computation dalam Cloud Computing Cloud computing itu terdiri dari 2 kata, yaitu cloud dan computing. Secara harfiah cloud ad...